Sabtu, 12 Mei 2018

proposal usaha

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal dana bergulir.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan proposal dana bergulir ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal dana bergulir ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak akan kami terima demi terciptanya suatu proposal yang lebih baik lagi.
Akhir kata semoga proposal dana bergulir ini dapat berguna bagi diri penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.


Bekasi, 05 November 2017

     


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini hijab sedang menjadi tren di kalangan wanita muslimah di Indonesia, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa menggunakan hijab dalam kegiatan sehari-hari mereka. Model hijab sekarang juga bukan seperti dulu yang modelnya polos, model hijab sekarang juga sudah bermacam-macam mulai dari bentuk, warna, dan coraknya. Hal ini tentunya bertujuan agar hijab yang kita pakai terlihat lebih menarik.
Dalam mengenakan hijab tentunya juga terdapat berbagai macam aksesoris yang digunakan untuk mempercantik tampilan hijab yang dikenakan. Aksesoris tersebut adalah bandana, headpiece, kalung, bros, dll.
Dari aksesoris yang sudah disebutkan tadi, kami selaku pemilik usaha Queen Bros membuat aksesoris yang sangat cantik bagi pengguna hijab. aksesoris yang kami buat ini adalah bros yang biasanya digunakan para pengguna hijab untuk disematkan di kerudungnya sebagai hiasan.
Umumnya bros dibuat dari bahan akrilik dan manik-manik seperti mutiara, batu hias, dll. Tapi kami berinovasi untuk membuat bros dengan menggunakan bahan pita satin yang tentunya bahan ini sangat menarik karena warna-warnanya yang beragam dan juga harganya yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Bros yang kami buat berbentuk bunga yang umumnya menjadi bentuk favorit dikalangan para pengguna hijab. Dengan bentuknya yang cantik dan juga simpel para pengguna hijab akan terihat semakin unik dan modis saat menggunakannya.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud
Memenuhi tugas kuliah yang di berikan oleh dosen

Tujuan
1. Agar pelaku usaha memperoleh gambaran secara detail tentang hal hal yang harus dilakukan dalam pengembangan usaha.
2. Agar pelaku usaha dapat membandingkan antara cita-cita, harapan, dengan realita yang terjadi dengan usaha sedang dijalankan.
3. Agar pelaku usaha dapat mengembangkan strategi dan menguji dtrategi yag diharapkan dari sudut pandang orang lain.

1.3 Data Perusahaan

Profil Queen Bros dapat dilihat pada Tabel 1.1 :


1.4 Data Karyawan





1.5 logo  atau merek perusahaan



BAB II
ANALISIS PASAR

2.1 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran Queen Bros berdasarkan Product, Price, Place, and Promotion(4P) adalah sebagai berikut :

2.1.1 Product
Contoh product dapat dilihat pada Gambar 2.1

Produk yang ditawarkan oleh terdiri dari :
a. Type : Bros
b. Brand :  Queen Bros
c. Quality : Menggunakan bahan pita satin
d. Packing : Plastik Kaca
e. Design : Bentuk Bunga & Pita

2.1.2 Price
Harga yang ditawarkan sangat terjangkau hanya Rp 5.000,00,-

2.1.3 Place
Wilayah pemasarannya menjangkau seluruh wilayah di Indonesia baik offline maupun Online

2.1.4 Promotion
a. Advertising : melakukan promosi melalui sosial media dan  E-commerce  seperti instagram
b. Pameran : mengikuti berbagai event seperti bazar yang diselenggarakan dikampus.
c. Sales Promotion : Buy 6 Get Disc 10%

2.2 Segmentasi Pasar
Segmenasi pasar Queen Bros dibagi menjadi :
a. Segmenasi Geografi
Produk ini ditawarkan melalui media sosial, hal ini dimaksudkan agar produk yang kami jual bisa dilihat di seluruh bagian di Indonesia.
b. Segmentasi Demografi
Kalangan yang ditargetkan yaitu wanita muslimah yang mengenakan hijab, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
c. Segmentasi Psikografi
  • Status Sosial : Produk ini ditujukan untuk semua kalangan, mulai dari kalangan menengah bawah hingga kalangan menengah atas.
  • Kepribadian : Produk ini cocok digunakan untuk wanita yang mengenakan hijab
  • Gaya Hidup : Mengikuti perkembangan tren

2.3 Analisis SWOT dan TOWS

2.3.1 SWOT
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (kesempatan), dan threat (ancaman) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
1. Strength
  • Harganya terjangkau bagi masayarakat Indonesia.
  • Bentuknya simple dan menarik bagi pengguna hijab.
2. Weakness
  • Bros yang dibuat berbentuk bunga dan pita.
  • Waktu pembuatannya cukup lama, karena prosesnya produksinya masih manual.
3. Opportunities
  • Pemasarannya cukup mudah karena saat ini banyak masayarakat khususnya para wanita yang menggunakan hijab
4. Threat
  • Banyak pesaing yang menjual bros dengan bahan yang lebih bagus dan menarik
  • Mudah dalam pembuatannya, sehingga sebagian masyarakat memilih untuk membuatnya sendiri dengan menggunakan tutorial yang ada di sosial media, seperti youtube.

2.3.2 TOWS
1. Stength – Opportunities
  • Melakukan promosi di media sosial dengan mengajak orang lain, teman, saudara, dll.
2. Weakness - Opportunities
  • Menambah orang/tenaga kerja daam pembuatan bros, sehingga waktu pembuatan menjadi lebih cepat.
3. Strength - Threath
  • Memberikan potongan harga 10% bagi para konsumen yang membeli produk kami lebih dari 6 buah.
  • Memberikan benefit berupa hadiah, apabila konsumen bersedia menjadi reseller dari produk kami.
4. Weakness – Threath
  • Agar dapat bersaing dengan yang lain, tentunya kami akan terus berinovasi dengan menciptakan bros yang bagus dan menarik, agar produk yang kami buat dapat di sukai oleh wanita muslimah yang mengenakan hijab.


SWOT dan TOWS Queen Bros dapat di lihat pada Tabel 2.1



BAB III
ANALISIS PRODUK

3.1 Bahan Pembuatan Produk

1. Bahan Baku
  • Kain Satin bentuk bunga & pita
  • Kain Bubble bentuk bunga
2. Peralatan
  • Tembakan Lem
3. Bahan Penolong
  • Kain Kapas
  • Manik-manik mutiara
  • Isi Lem Tembak
  • Kantong Plastik
  • Peniti Mangkok
  • Plastik Seal

3.2 Proses Pembuatan

3.2.1 Pembelian Bahan Bros
Bahan yang kami pilih adalah bahan yang mudah untuk dibentuk menjadi bros seperti bahan satin dan bubble crepe.

3.2.2    Penyiapan Bahan Bros
Siapkan bahan yang di perlukan yaitu bung dan pita satin serta bahan penolongnya untuk melengkapi bros tersebut.potong kain kapas kecil-kecil.

3.2.3 Proses pengeleman
Perkatkan bunga kain satin ke kain kapas dengan menggunakan lem tembak setelah itu perkatkan lagi lem di bagian tengah bunga untuk menempelkan mutiara lalu perkatkan lagi lem dibagian belakang kain kapas untuk menempelkan pin bros.

3.2.4 Packaging
Masukkan bros yang sudah jadi kedalam plastik kaca satu persatu setelah itu perkatkan label dengan plastik kaca lagi distaples.


BAB IV
ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA

4.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Queen Bros dapat di lihat pada gambar 4.1


4.2 Analisis Kompetensi Sumber Daya
Analisis kompetensi Sumber Daya Manusia Queen Bros dapat di lihat pada tabel 4.2

Pendidikan Jumlah Bagian Dapartermen JUMLAH



Keunggulan dan kompetensi SDM :
1. CEO
Adalah jabatan tertinggi yang mempunyai tugas untuk memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kesetabilan usaha.

2. General Manager
Adalah jabatan manajer yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh jabatan atau fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi.

3. Manajer Produksi
adalah jabatan yang mampu mnciptakan ide-ide kreatif untuk menciptakan barang atau jasa agar konsumen dapat tertarik dengan produk suatu perusahaan.

4. Manajer Keuangan
Adalah jabatan yang mampu mencatat, mengontrol semua transaksi atau kejadian yang terjadi di dalam perusahaan.


BAB V
ANALISIS KEUANGAN

5.1 Modal Usaha
Modal Pinjaman Universitas Gunadarma Rp 2.000.000,-
Modal Queen Bros                                   Rp      65.000,-
Total Modal                                             Rp 2.065.000,-

5.2 Perincian Biaya
Laporan keuangan berupa biaya produksi dan biaya operasional, laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan neraca bulan Desember 2017 – Mei 2017 dapat dilihat pada tabel 5.1 – Tabel 5.31

5.2.1 Bulan Desember 2017











Selasa, 08 Mei 2018

Pajak Penghasilan

Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan.

Jenis-jenis Pajak Perusahaan:
1. PPh 21 atas pegawai
2. PPN atas penyerahan barang/jasa
3. Pajak Penghasilan Final (PPh 4-2)
4. Pajak Penghasilan Badan

  • Penghasilan Kena Pajak = (Penghasilan Objek Pajak selain yang dinakan PPh final – Beban Yang Bisa Dikurangkan)
  • PPh terutang 1 tahun fiskal = tarif x PKP
  • Kredit Pajak = Angusran PPh 25 + PPh 22 (impor,brg mewah, bendaharwan) + PPh 23 (jasa) + PPh 24 (kredit pajak luar negeri)
  • Pajak kurang (PPh 29) / Pajak lebih bayar (PPh 28) = PPh terutang 1 tahun fiskal – kredit Pajak

5. Yang bisa dibebankan:

  • PBB
  • Materai
  • BPHTB
  • Pajak Daerah

Posisi Pajak dalam Laporan Keuangan:
1. Pajak dibayar dimuka (aktiva lancar):

  • PPN Masukan
  • PPh 25 angsuran
  • PPh 22.23
  • Piutang PPh 21 pegawai (bila LB SPT Masa)

2. Pajak dibayar dimuka (aktiva tidak lancar):

  • PPh 28 (bila minta restitusi)
  • Piutang PPh LB (restitusi/banding)
  • Aset Pajak Tangguhan (aktiva tidak lancar)
  • Utang Pajak (Utang jangka pendek) 

1. Utang PPh 21 Pegawai
2. Utang PPh 22.23
3. Utang PPh 4 ayat 2
4. Utang PPN keluaran
5. Utang lain-lain (PBB, dll yang belum dibayar)

5. Utang Pajak Tangguhan (Utang Jangka Panjang)
6. Beban Pajak Penghasilan (Laporan Laba Rugi)

  • Beban Pajak kini
  • Beban Pajak Tangguhan
  • Penyesuaian Tahun Lalu

7. Beban Pajak Konsolidasi

  • Laba konsolidasi sebelum pajak
  • eliminasi konsolidasi
  • laba sebelum pajak entitas anak

Perlakuan Akuntansi Terhadap Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan diakui sebagai biaya bagi perusahaan. Oleh sebab itu, Pajak Penghasilan harus diasosiasikan dengan laba dimana pajak penghasilan tersebut dikenakan atau diperhitungkan. Proses untuk mengasosiasikan Pajak Penghasilan dengan laba dimana pajak itu dikenakan disebut Alokasi Pajak.
Pada dasarnya terdapat 3 alternatif metode alokasi pajak yang bisa dipakai, yaitu :
1. Deferred Method
Menurut metode ini, selisih jumlah Pajak Penghasilan Terhutang (berdasar SPT) dengan Biaya Pajak Penghasilan (berdasarkan laba akuntansi) dalam suatu periode harus dicatat dan disajikan dalam Laporan Keuangan sebagai Pajak yang Ditangguhkan.
2. Liability Method
Menurut metode ini jumlah Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku dalam periode dimana selisih pajak akan dikompensasikan. Perhitungan Pajak yang Ditangguhkan bersifat tentatif yang selalu memerlukan penyesuaian pada setiap kali terjadi perubahan tarif pajak penghasilan.
3. Net of Tax Method
Menurut metode ini, melaporkan Pajak yang Ditangguhkan dalam neraca tidak dibenarkan karena Biaya Pajak Penghasilan yang dilaporkan dalam Laporan Rugi – Laba harus sama dengan jumlah Pajak Penghasilan Terhutang atau pajak yang harus dibayar untuk periode yang bersangkutan.

Prinsip – Prinsip Alokasi Pajak
Interperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku yang satu dengan periode-periode tahun buku berikut atau sesudahnya.
Intraperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode akuntansi karena adanya perbedaan tarif pajak yang dikenakan terhadap tiap-tiap komponen laba atau pendapatan

Contoh Soal 
PT Runsoed Ultimate Challenge (RUC) memperoleh laba sebelum pajak tahun 2015 Rp1.200.000.000,- dengan catatan koreksi fiskal atas laba tersebut adalah sebagai berikut:
Beda Permanan
1.      Pendapatan bunga deposito Rp40.000.000,-
2.      Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp30.000.000,-
3.      Pendapatan sewa bangunan Rp60.000.000,-
4.      Beban bunga pajak Rp20.000.000,-
5.      Beban pemberian fasilitas dalam bentuk natura Rp50.000.000,-
6.      Pendapatan Jasa Giro Rp50.000.000,-
7.      Beban Pajak Penghasilan Rp15.000.000,-
Beda Temporer
1.      Penyusutan komersial Rp60.000.000 lebih rendah dari penyusutan fiskal
2.      Amortisasi fiskal Rp30.000.000 lebih rendah dari amortisasi komersial
Kredit Pajak yang sudah dibayar selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1.      PPh Pasal 22 Rp20.000.000,-
2.      PPh Pasal 23 Rp10.000.000,-
3.      PPh Pasal 24 Rp15.000.000,-
4.      PPh Pasal 25 Rp45.000.000,-
Pertanyaan:
a) Berapa Penghasilan Kena Pajak untuk tahun 2015?
b) Berapa PPh Kurang/ Lebih bayar untuk tahun 2014?
c) Tentukan apakah aset atau kewajiban pajak tangguhan yang timbul?
 d) Buat jurnal dan penyajian laba bersih dalam laporan laba rugi PT RUC!
Jawab:
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
Laba sebelum pajak (komersial) Rp1.200.000.000,-
Koreksi Beda Tetap Koreksi Fiskal (+) Koreksi Fiskal (–)
Pendapatan bunga deposito Rp40.000.000,- Rp40.000.000,- (Rp40.000.000,-)
Pendapatan sewa bangunan Rp60.000.000,- Rp60.000.000,- (Rp60.000.000,-)
Pendapatan Jasa Giro Rp50.000.000,- Rp50.000.000,- (Rp50.000.000,-)
Laba Sebelum Pajak (Fiskal) Rp1.050.000.000,-
Beban Jamuan tanpa Daftar Nominatif Rp30.000.000,- Rp30.000.000,- Rp30.000.000,-
Beban Bunga Pajak Rp20.000.000,- Rp20.000.000,- Rp20.000.000,-
Beban pemberian fasilitas dalam bentuk natura Rp50.000.000,- Rp50.000.000,- Rp50.000.000,-
Beban PPh Rp15.000.000,- Rp15.000.000,- Rp15.000.000,-
Total Koreksi Beda Tetap Pada Beban Rp115.000.000,-
Total Penghasilan Kena Pajak (Setelah Koreksi Beda Tetap) Rp1.165.000.000,-
Koreksi Beda Waktu Koreksi Fiskal (+) Koreksi Fiskal (–)
Penyusutan Komersil < Fiskal (Rp60.000.000,-) (Rp60.000.000,-)
Amortisasi Fiskal < Komersial Rp30.000.000,- Rp30.000.000,-
Total Penghasilan Kena Pajak (Setelah Koreksi Beda Tetap dan Beda Waktu) Rp1.135.000.000,-
Dari rekonsiliasi fiskal diatas diketahui bahwa Penghasilan Kena Pajak adalah Rp1.135.000.000,- atau lebih kecil dari Laba Sebelum Pajak Rp1.200.000.000,-. Sehingga sesuai dengan ketentuan bila Laba Sebelum Pajak (komersial) lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak (fiskal) akan muncul Kewajiban Pajak Tangguhan sebesar tarif PPh Badan dikali dengan perbedaan temporer (beda waktu) yang terjadi.
1. Perhitungan PPh Kurang/ Lebih Dibayar (Beban Pajak Kini)
Pajak Penghasilan Terutang 25% x Rp1.135.000.000,- Rp283.750.000,-
PPh Dibayar Dimuka (Kredit Pajak)
PPh Pasal 22 Rp20.000.000,-
PPh Pasal 23 Rp10.000.000,-
PPh Pasal 24 Rp15.000.000,-
PPh Pasal 25 Rp45.000.000,-
Total Kredit Pajak Rp90.000.000,-
PPh Kurang Dibayar (Beban Pajak Kini) Rp193.750.000,-

1. Perhitungan Kewajiban Pajak Tangguhan
 Kewajiban Pajak Tangguhan = Tarif PPh Badan x Jumlah Beda Temporer
                                                = 25% x Rp30.000.000,-
                                                = Rp7.500.000,-
1. Jurnal Pencatatan
Beban Pajak Kini Rp283.750.000,-
Beban Pajak Tangguhan Rp7.500.000,-
          Kewajiban Pajak Tangguhan Rp7.500.000,-
          PPh Pasal 22 (Kredit Pajak) Rp20.000.000,-
          PPh Pasal 23 (Kredit Pajak) Rp10.000.000,-
          PPh Pasal 24 (Kredit Pajak) Rp15.000.000,-
          PPh Pasal 25 (Kredit Pajak) Rp45.000.000,-
          Kewajiban PPh Pasal 29 Rp193.750.000,-
Penyajian Pada Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi)
Laba Sebelum Pajak Rp1.200.000.000,-
Beban Pajak Kini (Rp283.750.000,-)
Beban Pajak Tangguhan (Rp7.500.000,-)
Total Laba Bersih Rp908.750.000,-
 Sehingga setelah diperhitungkan dengan beban pajak kini (PPh Pasal 29 akhir tahun) dan beban pajak tangguhan, jumlah laba bersih PT RUC adalah Rp908.750.000,-.




Selasa, 01 Mei 2018

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan Pendapatan 
Pengakuan adalah proses untuk mencatat atau memasukkan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan keuangan entitas.

Pengakuan pendapatan meliputi tiga hal, yaitu :

  1. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau diklaim atas kas (piutang).
  2. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau diklaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.
  3. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapati hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilakn laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.


Pengakuan Pendapatan pada Saat Penjualan (Penyerahan)

  1. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali
  2. Penjualan dengan Hak Retur. 
terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternative jika penjual mengalami situasi ini yaitu :

  •  Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
  • Mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur dimasa depan
  • Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi.

3.  Trade Loading dan Channel Stuffing
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila, licik,  dan tidak ekonomis, melalui praktik ini pabrikan membujuk pelanggan mereka untuk membeli produk dari pada yang bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk pendapatan yang akan datang.

Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan 
Terdapat dua metode akuntansi untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi, yaitu :

  • Metode Presentasi Penyelesaian
  • Metode Kontrak Selesai


Pengakuan Pendapatan Setelah Penyerahan 
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menagguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu :

  • Metode akuntansi penjualan cicilan -> Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode penagihan bukan dalam periode penjualan. 
  • Metode pemulihan biaya -> Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual. 

Pengakuan Pendapatan Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi adalah sebuah bentuk perjanjian penjualan dimana consignor mengirimkan barang dagang kepada consignee. yang bertindak sebagai agen bagi consignor dalam penjualan barang dagang. Consignor akan mendapatkan laba atau mendapatkan keuntungan untuk mengembangkan barang yang ada, dan bagi consignee akan mendapatkan keuntungan berupa komisi dari penjualannya

Metode-Metode Pengakuan Akuntansi Sebelum Pengakuan Pendapatan

  • Pengkuan Pendapatan Dengan Metode Akrual (Accrual Method) -> Pengakuan pendapatan dengan pendekatan akrual termasuk yang paling mendasar, sehingga paling banyak diterapkan (di berbagai jenis usaha dalam berbagai skala). Hal yang tak kalah penting untuk diketahui, adanya beban dan biaya yang harus diakui untuk disandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan dalam periode yang sama—meskipun invoice tagihannya belum datang dari supplier/vendor.
  • Pengakuan Pendapatan Dengan Metode Kas (Cash Method) -> metode kas artinya perusahaan hanya mengakui pendapatan bila kas (atas penyerahan barang/jasa) sudah diterima. Ini metode paling tua yang sudah ada sejak sebelum Prinsip Akuntansi Berterima Umum (GAAP) ada. Dan oleh GAAP (di Indonesia PSAK), pengakuan pendapatan dengan metode kas tidak diijinkan. Itu di masa lalu.
  • Pengakuan Pendapatan Metode Pencicilan Penjualan (Installment Sales Method) -> Metode pencicilan diterapkan untuk pengakuan pendapatan yang diperoleh dari penjualan yang sistim pembayarannya dicicil—yang dalam ketentuan IFRS dikatakan mengandung tingkat ketidakpastian  yang tinggi.
  • Metode Persentase Penyelesaian (Percentage Of Completion Method) -> Metode persentasi penyelesaian diterapkan untuk perusahaan-perusahaan kontraktor yang menangani proyek-proyek konstruksi. 
  • Metode Penyelesaian Kontrak (Completed Contract Methode -> Masih di bidang usaha konstruksi, menelusuri beban dan biaya lalu menghubungkannya dengan pendapatan kontrak yang diperoleh 
  • Metode Kinerja Proporsional (Proportional Performance Method) -> Bukan hanya di perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, kondisi serupa juga terjadi di perusahaan-perusahaan jasa yang mengerjakan suatu pesananan pekerjaan jasa dalam jangka waktu yang panjang
  • Pengakuan Pendapatan Dengan Metode Produksi (Production Method) -> Metode produksi menentukan besarnya pendapatan dengan menggunakan nilai persediaan yang dihitung dengan harga pasar, dikurangi biaya angkut ke tempat dimana komoditi dijual dan beban-beban yang menyertainya.
  • Pengakuan Pendapatan Dengan Metode Perskot (Deposit Method) -> Di perusahaan-perusahaan pengembang real estate, ada kalanya terjadi transaksi penjualan property dengan kondisi tertentu.